Inovasi Daerah Kota Lhokseumawe Tahun 2025

Inovasi Daerah Kota Lhokseumawe yang telah didaftarkan pada Innovative Government Award (IGA) Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri Tahun 2025 sebanyak 6 (enam) inovasi, yaitu:

1. Cemara Eksdanxa, Inisiator Inovasi Daerah: SD NEGERI 1 BANDA SAKTI.

Inovasi Cemara Eksdanxa bertujuan untuk Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi dan pendidikan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting namun sering kali dianggap sulit oleh peserta didik, terutama pada jenjang sekolah dasar. Salah satu materi dasar yang menjadi fondasi utama adalah penjumlahan. Dalam praktiknya, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep penjumlahan secara konkret, dengan adanya Inovasi Cemara Eksdanxa diharapkan dapat memberikan suasana belajar yang baru dan lebih menyenangkan dan siswa lebih mudah berhitung pada matematika dasar, Guru memvariasikan pemberian konsep materi melalui permainan sehingga siswa tidak merasa bosan dan Mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa menyerap konsep pelajaran matematika dasar dengan lebih mudah.

 

2. Beravsi (Belajar Dari Video Animasi), Inisiator Inovasi Daerah: SMP NEGERI 3 LHOKSEUMAWE.

Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar murid. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memacu guru untuk dapat menyesuaikan media pembelajaran yang berbasis AI ( Artificial Intelligent) agar dapat menjawab tantangan zaman. Maka dari penyusunan media ajar yang kreatif dan inovatif menjadi solusi dalam menciptakan suasana belajar yang asyik. dengan adanya inovasi beravsi para siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa inggris karena tidak monoton dan menggunakan media pembelajaran yang menarik.

 

3. DASIBANGSIDA (Database Hasil Penelitian, Informasi Pembangunan dan Inovasi Daerah)Inisiator Inovasi Daerah: BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH.

Tujuan dibuatnya DESIBANGSIDA ini adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang Hasil penelitian, informasi pembangunan dan inovasi daerah yang telah dilakukan oleh Pemeritah Kota Lhokseumawe sehingga berbagai data dan informasi yang ada didalamnya dapat dimanfaatkan sebagai referensi perencanaan pembangunan, pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kajian atau penelitian lainnya bagi siapapun yang membutuhkan. Dengan adanya Inovasi DESIBANGSIDA ini kinerja riset dan inovasi Kota Lhokseumawe menjadi meningkat dan dapat menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien.

 

4. KONSUMEN PERPUSInisiator Inovasi Daerah: DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN.

Tujuan dalam penciptaan inovasi ini adalah agar para pengelola perpustakaan di seluruh Kota Lhokseumawe memiliki tempat serta ruang untuk berkonsultasi tentang keresahan dalam mengembangkan dan meningkatkan pemahaman tentang manajemen perpustakaan yang optimal dan sesuai standar. Berdarkan observasi, saya menemukan bahwa beberapa perpustakaan yang terdapat di Kota Lhokseumawe masih berjalan apa adanya, karena pengelola perpustakaan rata-rata kebingungan bahkan tidak mengerti sama sekali bagaimana tahap pengolahan bahan pustaka. Kegiatan pengolahan tidak boleh diabaikan karena pengolahan bahan perpustakaan yang salah akan menyulitkan temu kembali informasi. Selain itu tujuan dari inovasi ini adalah memudahkan seluruh masyarakat Kota Lhokseumawe dalam mengetahui segala informasi yang dibutuhkan terkait dengan Perpustakaan Umum Kota Lhokseumawe.

Manfaat yang diperolah dari inovasi ini, beberapa diantaranya adalah pengelola perpustakaan mulai bersemangat untuk menciptakan perpustakaan yang terorganisir dan terstandarisasi, meningkatnya kunjungan pada Perpustakaan Umum Kota Lhokseumawe dan menambah stakeholder serta relasi kerja sama dengan berbagai pihak. Konsultasi ini tidak hanya dilakukan dalam sekali pertemuan, akan tetapi tetap berlanjut sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan, baik secara tatap muka ataupun berkomunikasi via Whatsapp. Selain konsultasi, kami dari Tim Konsumen Perpus juga melakukan Evaluasi dan Monitoring ke perpustakaan-perpustakaan tersebut berbarengan dengan kegiatan Pembinaan dan Layanan Perpustakaan Keliling.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lhokseumawe menjadikan inovasi ini sebagai bentuk Promosi dan peningkatan layanan perpustakaan kepada seluruh masyarakat dan menambah relasi serta kerjasasama dengan semua perpustakaan yang ada di Kota Lhokseumawe. Dengan adanaya inovasi ini tentunya kunjungan ke perpustakaan juga meningkat, yang mana dapat dibuktikan dengan laporan pengunjung perpustakaan yang menyatakan bahwa pada tahun 2023 jumlah pengunjung adalah 1958 orang dan setelah inovasi ini dijlankan,maka jumlah pengunjung di tahun 2024 meningkat menjadi 2734 orang.

 

5. LALAT (Lapak Alat Literasi), Inisiator Inovasi Daerah: DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN.

Permasalahan utama yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lhokseumawe khususnya Bidng Perpustakaan adalah penumpukan koleksi buku hasil weeding (penyiangan) yang tidak lagi relevan untuk dipajang pada rak display. Bidang Perpustakaan memiliki  koleksi mencapai 29.512 eksemplar dalam kurun waktu 10 tahun dan banyak di antaranya adalah buku lama, ruang penyimpanan menjadi terbatas. Kondisi ini juga mengurangi akses masyarakat terhadap sumber daya literasi yang seharusnya bisa dimanfaatkan lebih luas. Di sisi lain, banyak perpustakaan sekolah dan lembaga pendidikan kekurangan koleksi buku yang memadai.

Untuk menjawab tantangan tersebut, lahirlah inovasi LALAT (Lapak Alat Literasi) sebagai solusi efektif berbasis prinsip Silang Layan. Konsep ini menghadirkan lapak khusus di ruang layanan umum perpustakaan yang menampung buku hasil weeding dalam keadaan masih layak pakai. Buku-buku tersebut dipajang secara terbuka dan dapat diakses oleh pengelola perpustakaan, terutama dari TK dan SD, yang telah menjalin kerja sama melalui MoU.

Inovasi ini terbukti mudah direplikasi dan berkelanjutan, serta dapat berkembang lebih luas dengan dukungan stakeholder pendidikan lainnya. LALAT adalah bukti bahwa keterbatasan dapat diubah menjadi kekuatan melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif yang sederhana namun berdampak besar bagi peningkatan literasi masyarakat. Inovasi LALAT dikembangkan dengan waktu kurang dari 1 bulan. Tahapan mulai dari pembentukan konsep, inventarisasi koleksi hasil penyiangan, penataan lapak, hingga implementasi kepada stakeholder dilakukan secara cepat dengan koordinasi internal yang efisien. Proses ini didokumentasikan melalui proposal dan laporan pelaksanaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lhokseumawe.

 

6. PASTA GA PARAH (Pasar Tani Dan Gerakan Pangan Murah ), Inisiator Inovasi Daerah:DINAS KELAUTAN PERTANIAN PERIKANAN DAN PANGAN.

Pasar Tani dan Gerakan Pangan Murah (Pasta Ga Parah) memiliki tujuan membangun pasar produk tani sebagai outlet pemasaran melalui kelompok tani langsung kepada konsumen. Meningkatkan pengetahuan  dan kemampuan   petani   dalam   bidang   pemasaran   dan menguatkan kelembagaan petani sehingga mempunyai posisi tawar (bargaining position). Pasar Tani dan Gerakan Pangan Murah (Pasta Ga Parah) juga memiliki tujuan mengubah pola pikir patani menjadi pola pikir bisnis yang mengedepankan mutu dan efisiensi. Di samping itu, tujuan Pasar Tani dan Gerakan Pangan Murah (Pasta Ga Parah) mengingkatkan akses petani secara langsung dengan konsumen dan pasar,  membangun jaringan  pemasaran dan menyediakan sarana pemasaran sebagai ajang promosi, penumbuhan rasa cinta terhadap produk lokal. Selain Pasar Tani Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Pangan Kota Lhokseumawe juga membuat keegiatan Gerakan Pangan Murah yang bertujuan untuk membantu masyarakat agar dapat memperoleh bahan pangan dengan harga yang terjangkau dibawah harga pasar ( harga subsidi ), serta menjaga ketersediaan pasokan dan harga pangan guna menekan inflasi di Kota Lhokseumawe.

Manfaat yang diperoleh dari Inovasi  PASAR TANI DAN GERAKAN PANGAN MURAH (Pasta Ga Parah) memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat. Manfaat bagi Daerah sendiri kedua kegiatan ini dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan murah dan juga dapat menekan angka inflasi daerah khususnya untu produk yang berasal dari pertanian , perikanan dan kelautan. Prestasi yang telah dicapai oleh kegiatan ini adalah Pemerintah Kota Lhokseumawe mendapatkan penghargaan Serambi Award 2024 Kategori Hadirkan Pasar Tani Dalam Rangka Menekan Inflasi pada tanggal 31 Mei 2024 di Banda Aceh. Selain itu Pemerintah Kota Lhokseumawe jugammenerima penghargaan Subsidi Pemerintah Aceh Operasi Pasar 20 Ton Beras premium Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ( GNPIP) Tahun 2024 pada tanggal 29 April 2024 di Takengon Aceh Tengah.